Jumat, 21 Oktober 2016

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI  MEDIA PERMAINAN KARTU SOAL BERBASIS PENGEMBANGAN MORAL KOGNITIF

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V MI Al Iman Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015)

KARYA TULIS

 











Disusun Oleh ;
LILIK FATKHU DINIYAH S.Pd.I


UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MAGELANG UTARA
MI AL IMAN
KOTA MAGELANG





Abstrak

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI  MEDIA PERMAINAN KARTU SOAL BERBASIS PENGEMBANGAN MORAL KOGNITIF
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V MI Al Iman Magelang
Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh: Lilik Fatkhu Diiniyah, S.Pd.I

Tujuan penelitian merupakan bagian yang terpenting dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Al Iman Magelang melalui Media Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral Kognitif Pada sisiwa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Iman Magelang tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Iman Magelang tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 22 siswa. Setting penelitian di dalam kelas. Desain penelitiannya adalah model dari Kemmis dan Teggart yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Analisis data menggunakan analisis hasil belajar dianalisis dengan analisis prosentase rata-rata  yaitu membandingkan hasil belajar  (nilai tes) antar siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang telah dilakukan  di kelas V pada mata pelajaran IPS materi menghargai peranan dan jasa para took pejuang proklaamsi kemerdekaan Indonesia, maka berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Al Iman Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang. Hal ini dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar mencapai angka optimal yakni dari siklus I sebesar 73% dan siklus II meningkat menjadi 91%, sedangkan kriteria ketuntasan secara klasikal yang ditetapkan adalah sebesar 85%.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Media  Permainan Kartu soal, Pengembangan Moral kognitif


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................

i
ABSTRAK ………….............................................................................

Ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................

Iii


BAB I PENDAHULUAN

1
BAB II KAJIAN PUSTAKA


A.    Deskripsi Teori ....................................................................
1.      Pembelajaran IPS Berbasis Pengembangan Moral Kognitif ........................................................................
2.      Media Permainan Kartu Soal  ........................................
3.      Hubungan Pembelajaran IPS berbasis Pengembangan Moral Kognitif dengan Pemanfaatan Media Permainan Kartu Soal ……………………………..

4
4

6


8
  B. Hipotesis ........... ...................................................................

10
  C. Metode Penelitian .................................................................

10



BAB III  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................

12
B. Deskripsi Hasil Siklus I .....................................................

12
C. Deskripsi Hasil Siklus II ...................................................

15
D. Pembahasan .......................................................................

16
BAB V PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................

20
B. Saran .....................................................................................

20

DAFTAR PUSTAKA

21
LAMPIRAN-LAMPIRAN







BAB I
PENDAHULUAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti bahwa Negara Indonesia juga menempatkan pendidikan sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara. Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang sangat memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman, kemajuan sains dan teknologi. Diantara pengetahuan yang perlu dikuasai oleh guru adalah pengetahuan psikologi dengan pendidikan guru yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar dalam suasana yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SD sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir klogis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional maupun global. ( Depdiknas, 2006 : 575)
Prestasi belajar IPS di MI Al Iman Magelang di tunjukkan dari perolehan nilai rata-rata Ujian Akhir Sekolah untuk mata pelajaran IPS pada lima tahun terakhir dalam tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai rata-rata Ujian Akhir Sekolah Mata Pelajaran IPS MI Al Iman Magelang lima tahun terakhir
No
Tahun
Nilai
1
2008/2009
5,55
2
2009/2010
5,72
3
2010/2011
6,00
4
2011/2012
6,50
5
2012/2013
6,78
       Sumber data : Bagian Kurikulum MI Al Iman Magelang
Dari tabel 1 diatas terlihat bahwa nilai rata-rata kelulusan mata pelajaran IPS masih berada di bawah standar rata-rata minimal yang di canangkan dan diharapkan pihak sekolah yaitu 70.
 Prestasi belajar siswa kelas V MI Al Iman Magelang masih tergolong kurang memuaskan ditunjukkan dengan nilai rata-rata Uji Kompetensi Semester 1 dan Semester II dengan nilai KKM sebesar 70  tahun 2013/2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Nilai rata-rata Uji Kompetensi Semester 1 dan Semester II
Semester
Rata-rata Nilai
Jumlah Siswa Yang Tuntas
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas
I
6.3
6 siswa (29%)
16 Siswa (71%)
II
6.5
8 siswa (36%)
14 Siswa (64%)

Hal ini didukung dengan hasil pengamatan dan diskusi dengan  guru kelas,  terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas V MI Al Iman Magelang prestasi belajar IPS masih dibawah KKM. Kelas yang besar dengan jumlah siswa 22, dimana setiap siswa mempunyai latar belakang yang berbeda baik kognisi, afektif, maupun lingkungan menyebabkan keaktifan siswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas kurang dan guru cenderung memberikan pelajaran secara konvensional dan minim dalam pemanfaatan media.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh pemanfaatan media pembelajaran. Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu  diperkaya dengan kegiatan melihat, mendengar, menyentuh dan mengalami sendiri, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik sehingga dapat  meningkatkan kualitas hasil belajar  atau prestasi belajar.
Keadaan demikian membuat peneliti sekaligus sebagai pendidik sangat pihatin dan merasa bersalah dalam ikut mendidik siswa-siswi Sekolah Dasar  yang mana hasil dari siswa-siswi sekolah dasar banyak yang tidak mampu memperoleh hasil belajar yang tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
Dengan gambaran di atas menunjukkan bahwa peningkatan pretasi belajar bagi para peserta didik akan terwujud melalui kreatifitas guru dalam menyajikan pembelajaran IPS melalui media dan model pembelajaran yang efektif dan efisien.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah Media Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral Kognitif dapat meningkatkan prestasi  belajar IPS materi menghargai  pada siswa kelas V MI Al Iman Magelang. Tujuan PTK ini adalah mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS pada kompetensi dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan melalui Media Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral Kognitif. Manfaatnya  adalah untuk terus menumbuhkan keberanian menyampaikan pendapat, aktif dan kreatif dalam pembelajaran, memiliki rasa setia kawan, kerja sama dan tanggung jawab, meningkatkan hasil pembelajaran. Bagi Guru dapat meningkatkan kreativitas dan kinerja. Bagi Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.       Diskripsi Teori
1.      Pembelajaran IPS Berbasis Pengembangan Moral Kognitif
Menurut Hamalik (1993: 21) pengertian belajar adalah salah satu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru terkait pengalaman dan latihan. Menurut Moh. User Usman (1995 : 5) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006 :38) mengemukakan bahwa belajar adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang sengaja dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi, dan perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa aspek pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.
Pembelajaran dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ajar yang mempunyai arti petunjuk yang diberikan agar seseorang mau menuruti  (mengetahui sesuatu).  Sedangkan pembelajaran sendiri dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah termasuk golongan kata benda yang artinya proses, cara menjadikan orang belajar. (Fajri, EM Zul.  2000 : 80). Dalam proses pembelajaran, keberhasilan guru dalam pengajaran ditentukan oleh prestasi atau hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pendidikan mempunyai peranan penting dan diharapkan dapat membimbing siswa agar mereka menguasai ilmu dan keterampilan yang berguna serta memiliki sifat positif. Oleh karena itu lembaga pendidikan melalui mata pelajaran yang dibelajarkan pada peserta didik, harus dapat memberikan bekal tidak saja berupa pengetahuan, tetapi lebih dari itu juga yang menyangkut tentang nilai-nilai kemanusiaan (humanisme) sebagai bekal (modal) dalam menghadapi tantangan global, pengaruh negatif dari kemajuan iptek dan pembangunan.
Pada konteks ini, pembelajaran IPS di sekolah memiliki tempat yang strategis dan penting. Hal ini mengingat, sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Untuk meningkatkan kompetensi siswa terkait aspek afektif, pembelajaran IPS dapat menerapkan pembelajaran dengan model Afektif, salah satunya model pembelajaran Moral Kognitif. Model pembelajaran moral kognitif merupakan model pembelajaran yang meningkatkan kemampuan afektif siswa dengan melalui pendekatan kognitif. Perkembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi atau reorganisasi kognitif, yang yang berlangsung secara berangsur melalui tahap pra-konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Model ini bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampauan mempertimbangkan nilai moral secara kognitif (Akhmad Sudrajat:2006).
Model-model pembelajaran tesebut sangat cocok dikembangkan dalam pembelajaran IPS dewasa ini. Untuk kebermaknaan bagi peserta didik, model-model pembelajaran itu dikembangkan dengan memperhatikan substansi kearifan lokal setempat atau unsur-unsur keindonesiaan. Sedangkan dalam konteks pembelajaran materi IPS yang ruang lingkup bahasannya sangat luas dan meliputi dunia internasional (global), model-model pembelajaran tersebut bisa dikembangkan atau dikemas dalam bentuk (kerangka) pendidikan global.
Peningkatan wawasan internasional peserta didik, harus diimbangi juga dengan peningkatan wawasan tentang keindonesiaannya sebagai dasar berpikir mereka tentang wawasan internasional itu. Dengan tertanamnya rasa cinta tanah air, rasa saling menghormati (menghargai) antar sesama, rasa bertanggung jawab, dan rasa saling membutuhkan antar daerah yang satu dengan daerah yang lainnya di Indonesia, menjadi modal bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan rasa cinta damai, saling menghargai, rasa bertanggung jawab, dan rasa saling ketergantungan dalam kehidupan internasional (dunia).
Berangkat dari kerangka berpikir itulah, maka model-model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menjadi sangat penting untuk diterapkan, karena peserta didik tidak semata-mata dicekoki dengan pengetahuan (knowledge), tetapi juga dibekali dengan keterampilan (skills), nilai dan sikap (values and attitudes), dan cara melakukan tindakan (action). Aspek-aspek pembelajaran inilah yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam rangka mereka mampu menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di sisi lain, aplikasi pembelajaran kognitif ke arah pembangan moral dalam aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Pengembangan Moral Kognitif. Adapun sintak pembelajaran Pengembangan Moral Kognitif, sebagai berikut:
1)         menghadapkan siswa pada suatu situasi yang mengandung dilema moral atau pertentangan nilai,
2)         siswa diminta memilih salah satu tindakan yang mengandung nilai moral tertentu,
3)         siswa diminta mendiskusikan/ menganalisis kebaikan dan kejelekannya,
4)         siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik,
5)         siswa menerapkan tindakan dalam segi lain.

2.      Media Permainan Kartu Soal
a.          Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin “Medius”  yang secara harfiah artinya tengah, perantara atau penghantar. Dalam bahasa arab (wa saail) artinya perantara atau penghantar pesan dari pengirim kepada penerima (Azhar arsyad, 2003:3)
Menurut Gerlach & Elye (1971) yang dikutip oleh Azwar Arsyad, bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membantu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau  sikap. Dengan kata lain media cenderung diartikan  alat-alat grafis, photografis atau elektronika untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan  bahwa media adalah  alat yang dipakai untuk menyampaiakn pesan dari pengirim kepada penerima. Karena yang dibahas disini adalah media pembelajaran maka yang menjadi obyek adalah siswa dan subyeknya adalah guru.
b.      Manfaat Media Pembelajaran
Menurut sujana dan Rifa’i (1992 : 2) beberapa manfaat media pembelajaran antara lain :
1)      Pengajaran akan lebih  menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2)      Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan mengajar
3)      Metode mengajar akan lebih bervariasi  sehingga murid tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
4)      Siswa dapat lebih banyak  melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melaksanakan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan sebaginya.
c.       Media Permainan “KARTU SOAL”
Media permainan Kartu soal  adalah suatu media pembelajaran yang menggunakan papan beberan yang berisi gambar sebagai media permainan dan melakukan bermain peran. Media ini termasuk kelompok media yang tidak di proyeksikan. Permainan Kartu pertanyaan tersebut dinamakan “Kartu soal” karena dalam permainan harus berkelompok-kelompok. Penggunaan gambar memberikan efek positif karena memiliki sifat universal, mudah dimengerti dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa. Sedangkan “kalimat-kalimat” yang di dalamnya berisikan pesan-pesan terkait dengan tujuan pembelajaran sebagai bahan untuk pengujian kemampuan siswa.
Penggunaan media permainan kartu soal siswa dapat mengungkapkan ide-idenya sendiri disamping soal-soal tertutup yang harus dijawab siswa. Dari pembelajaran permainan ini guru memberi tugas proyek kepada siswa agar mampu membuat skenario bermain peran. Tema yang diambil, adalah proklamasi kemerdekaan RI para siswa diminta untuk memerankan tokoh-tokoh dalam proklamasi tersebut.
Adapun bahan – bahan yang diperlukan dalam permainan ini adalah
1)      Beberan yang berisi pesan,
2)      Bidak/gaco permainan
3)      Kartu soal dan kartu gambar
     Prosedur permainannya adalah sebagai berikut :
1)   Siswa bermain dalam kelompoknya 4 orang
2)   Siswa meletakkan bidaknya dalam kotak start
3)   Siswa melempar dadu pada saat gilirannya
4)   Kartu yang sudah diambil diletakkan diluar
Dengan menggunakan media ini, diharapkan:
1)   Siswa lebih tertarik untuk belajar
2)   Menambah semangat belajar siswa
3)   Siswa tidak mudah bosan dan merasa senang
4)   Menambah variasi pembelajaran
5)   Menghemat tenaga guru
6)   Sebagai media pembelajaran yang dapat dipakai untuk membantu para guru dalam proses belajar mengajar
3.         Hubungan Pembelajaran IPS berbasis Pengembangan Moral Kognitif dengan Pemanfaatan Media Permainan Kartu Soal
Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan  peserta didik menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya (Gross, 1978). Berkenaan dengan hal tersebut, perkembangan moral merupakan bagian yang tak terpisahkan tujuan pembelajaran IPS.  Perkembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi atau reorganisasi kognitif, yang berlangsung secara berangsur melalui tahap pra-konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Di sinilah Model pembelajaran pengembangan moral kognitif dapat dijadikan sarana dalam pembelajaran.
Selanjutnya, untuk mempermudah dalam pembelajaran tersebut, media pembelajaran yang sesuai dapat dipergunakan. Media pembelajaran melalui permainan Kartu soal “Kartu soal” sebagai media pemebalajaran yang mendasari pada “permainan” bagi siswa tingkat dasar utamanya sangat menyenangkan dan menarik perhatian. Di sini, penanaman dan pengembangan moralitas anak dapat ditingkatkan dengan memperhatikan tujuan akhir pembelajaran serta sintak dalam model pembelajaran Pengembangan Moral Kognitif.
Pada pelaksanaan pembelajaran ini, media pembelajaran Permainan Kartu Pertanyaan (soal) dapat diaplikasikan dengan model pengembangan moral kognitif. Nilai permainan yang disukai anak-anak dapat diterapkan, pengembangan moralitas dapat dilaksanakan.
Untuk dapat diketahui hubungan keduanya tersebut dapat dilihat pada contoh pembelajaran dengan sintak sebagai berikut:
a.       Menghadapkan siswa pada suatu aituasi mengandung dilemma moral atau pertentangan nilai antara yang berjuang menghadapi proklamasi dengan yang melakukan kegiatan untuk penjajah, dengan gambar dan kartu.
b.       Siswa diminta memilih suatu tindakan yang dilakukan oleh para tokoh tertentu mengandung nilai moral yang baik atau buruk yang dilakukan sehingga memperoleh pemahaman dengan menggunakan media kartu soal  tentang nama para tokoh proklamasi dan peranan serta jasanya. Adapun langkah-langkah permainannya adalah sebagai berikut:
1)      Siswa bermain dalam kelompoknya 4 orang
2)      Siswa meletakkan bidaknya dalam kotak start
3)      Siswa melempar dadu pada saat gilirannya
4)      Kartu Gambar yang sudah diambil diletakkan diluar
c.       Siswa diminta mendiskusikan menganalisis kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang dilakukan para tokoh perjuangan dan yang mendukung penjajah untuk mendapat gambaran tentang jasa-jasa yang telah dilakukan.
d.      Siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik untuk dapat menentukan cara menghargai dan contoh menghargai para pejuang proklamasi kemerdekaan.
e.       Siswa menerapkan tindakan dalam segi lain seperti bersikap positif terhadap para tokoh dan jasanya dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan.
B.            Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada kerangka pikir tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
“Melalui Pemanfaatan media permainan Kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Al Iman Magelang“.
C.            Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Arikunto,2006). Subjek penelitian ini adalah prestasi belajar siswa-siswi Kelas V (lima) MI Al Iman Magelang dengan jumlah  22 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 8 perempuan. Alasan dipilihnya siswa kelas V MI AL Iman sebagai subjek penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa prestasi belajar siswa sangat rendah. Adapun prosedur penelitian baik pada siklus I dan II adalah melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah dengan melalui Observasi yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran IPS melalui Melalui media permainan Kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif, wawancara untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan  implementasi pembelajaran IPS melalui Melalui media permainan Kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif. Diskusi antara peneliti dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK, instrument tes untuk mengetahui hasil prestasi belajar yang telah dicapai siswa  selama siklus satu dan siklus dua, catatan harian siswa untuk mendapatkan data tentang pendapat siswa  terhadap pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS
Teknik analisis data yang digunakan dalam PTK ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan mengamati aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran khususnya antusias siswa dalam berdiskusi dengan penggunaan media permainan Kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis kepada siswa.
Indikator kinerja pada penelitian ini ada dua, yaitu indikator data kuantitatif dan indikator data kualitatif. Indikator data kuantitatif penelitian ini adalah adanya perubahan nilai hasil tes tulis dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70.  Indikator data kualitatif pada penelitian ini adanya peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran terbagi menjadi dua siklus, siklus I dalam tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Berbagai kelemahan dan ketidaksempurnaan pada siklus I direfleksikan untuk dilakukan perbaikan pada perencanaan di siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah hasil perbaikan sesuai perencanaan yang dilakukan.




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI KONDISI AWAL
Kondisi awal ditengarai dari perolehan nilai mata pelajaran IPS, untuk materi semester II yang telah diterima siswa sebelum guru menggunakan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif kemudian dievaluasi melalui ulangan blok hasilnya 15 siswa dari 22 siswa belum tuntas dengan Standar Ketuntasan  Belajar Minimal (SKBM) = 70. Banyaknya siswa yang belum tuntas menunjukkan bahwa kurangnya prestasi belajar IPS  bagi siswa  kelas  V  tersebut  merupakan kelas yang tingkat prestasi belajarnya paling rendah. Atas dasar kondisi yang belum menggembirakan tersebut, guru atau pengajar harus tanggap dan instropeksi diri untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu soal yang dapat meningkatkan atau mengoptimalkan prestasi belajar IPS pada siswa agar prestasi prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Berikut prestasi belajar IPS siswa kela V sebelum diadakan tindakan:

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum diadakan Tindakan
NO
NILAI
KATEGORI
JUMLAH SISWA
PROSENTASE
1
90 – 100
Sangat Baik


2
80 – 89
Baik
2
9 %
3
70 – 79
Cukup Baik
5
23 %
4
<70
Kurang Baik
15
68 %
Jumlah
22
100 %

B.     HASIL SIKLUS I
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan tahapan kegiatan pendahuluan yaitu guru mmberikan motivasi, menjelaskan skenario pembelajaran dan menginformasikan tujuan. Kegiatan inti yaitu Guru menjelaskan tentang tata cara penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif. Selanjutnya Peserta Didik menerima informasi tentang peristiwa sekitar proklamasi dari guru kemudian Secara individu siswa membaca artikel tentang peristiwa sekitar proklamasi. Kegiatan selanjutnya adalah Menghadapkan siswa pada suatu situasi mengandung dilemma moral atau pertentangan nilai antara yang berjuang menghadapi proklamasi dengan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan untuk melawan penjajah, dengan gambar dan kartu. Kegiatan terakhir adalah Siswa diminta memilih suatu tindakan yang dilakukan oleh para tokoh tertentu mengandung nilai moral yang baik atau buruk yang dilakukan sehingga memperoleh pemahaman dengan menggunakan media kartu soal tentang peristiwa sekitar proklamasi, kemudian Siswa diminta mendiskusikan menganalisis kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang dilakukan para tokoh perjuangan dan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan melawan penjajah untuk mendapat gambaran tentang jasa-jasa yang telah dilakukan. Selanjutnya Siswa diminta mendiskusikan menganalisis kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang dilakukan para tokoh perjuangan dan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan melawan penjajah untuk mendapat gambaran tentang jasa-jasa yang telah dilakukan. Kemudian Guru memberikan penguatan dan penarikan kesimpulan oleh Peserta Didik. Siswa menerapkan tindakan dalam segi lain seperti bersikap positif terhadap para tokoh dan jasanya dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan (berupa tugas individu). Pada akhir pertemuan ke dua siswa diberikan soal tes untuk mengetahui penyerapan materi dan pengetahuan yang diperoleh siswa.
Adapun hasil belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 2. Hasil test Siklus I
NO
NILAI
KATEGORI
JUMLAH
PROSENTASE
1
90 – 100
Sangat Baik
2
9 %
2
80 – 89
Baik
5
23 %
3
70 – 79
Cukup Baik
9
41 %
4
<70
Kurang Baik
6
27%
Jumlah
22
100 %


Tabel3.  Hasil Observasi Aktifitas Siswa Mengikuti Pembelajaran IPS  Menggunakan Media Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral Kognitif pada Siklus I
NO
Indikator Aktifitas Siswa
Kemunculan
Komentar/
Catatan Pengamat
Jumlah siswa
Persentase
(%)
1
Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan pembelajaran
15
70,96

2
Perhatian siswa berpusat pada kegiatan pembelajaran
15
70,96

3
Siswa aktif mengajukan pertanyaan
11
51,61

4
Siswa memiliki Rasa ingin tahu dan keberanian yang tinggi dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran

13
58,06

5
Siswa merasa senang jika dilibatkan atau diberi kesempatan oleh guru untuk menyampaikan gagasannya

13
58,06


Rata-rata

61,93


Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa sebelum diadakan tindakan kelas adalah sebesar 59 % siswa memperoleh prestasi belajar tergolong kategori kurang baik, 23 % siswa tergolong kategori cukup baik, 18 % siswa tergolong kategori baik,sedangkan yang tergolong sangat baik belum ada. Setelah diadakan tindakan, ternyata prestasi belajar siswa mengalami perubahan. Hal ini bisa dilihat dari hasil Post-Test yang menunjukkan bahwa 9 % siswa, memperoleh prestasi belajar tergolong kategori sangat baik, berarti ada peningkatan sebesar 9 % dibandingkan dengan kondisi awal, 23 % siswa tergolong baik, berarti ada peningkatan sebesar 14 % dibandingkan dengan kondisi awal, 41 % tergolong kategori cukup baik, berarti ada peningkatan 17 % dibanding dengan hasil kondisi awal, dan 27 % siswa tergolong kategori kurang baik, berarti ada penurunan sebesar 31 % dibandingkan dengan kondisi awal. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada siklus I ini sebesar 73%.
Jika dicermati pada table 2 di atas, maka prosentase di atas masih terlihat rendahnya aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas, karena masih ada 7 siswa yang kurang konsentrasi dan kurang memperhatikan saat pembelajaran, 11 siswa yang belum berani mengajukan pertanyaan dan 9 siswa kurang aktif terlibat dalam pmebelajaran.

C.    Hasil Siklus II
Kekurangan, kelemahan dan ketidaksempurnaan yang ada pada siklus I diperbaiki pada  Siklus II. Adapun hasil tindakan siklus II adalah sebagaimana tergambar pada table berikut.

TABEL 4. Hasil Test Siklus II
NO
NILAI
KATEGORI
JUMLAH
PROSENTASE
1
90 – 100
Sangat Baik
4
18 %
2
80 – 89
Baik
9
41 %
3
70 – 79
Cukup Baik
7
32 %
4
<70
Kurang Baik
2
9 %
Jumlah
22
100 %

Tabel 5. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Mengikuti Pembelajaran IPS  Menggunakan Media Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral Kognitif pada Siklus II
NO
Indikator Aktifitas Siswa
Kemunculan
Jml siswa
Persentase
1
Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
18
83,87%
2
Perhatian siswa berpusat pada kegiatan pembelajaran
18
83,87%
3
Siswa aktif mengajukan pertanyaan
17
77,41%
4
Siswa memiliki rasa ingin tahu dan keberanian yang tinggi dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran

18
83,87%
5
Siswa merasa senang jika dilibatkan atau diberi kesempatan oleh guru untuk menyampaikan gagasannya

18
83,87%

Rata-rata

82,57

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa dilihat dari hasil Post-Test yang menunjukkan bahwa 18 % siswa, memperoleh prestasi belajar tergolong kategori sangat baik, berarti ada peningkatan sebesar 9 % dibandingkan dengan Test Siklus I, 41 % siswa tergolong baik, berarti ada peningkatan sebesar 18 % dibandingkan dengan Test Siklus I, 32 % tergolong kategori cukup baik, berarti ada peningkatan 9 % dibanding dengan hasil Test Siklus I, dan 9 % siswa tergolong kategori kurang baik, berarti ada penurunan sebesar 18 % dibandingkan dengan Test Siklus 1. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada siklus II ini sebesar 91 %.
Berdasarkan tabel 6 di atas, terjadi peningkatan prosentase yang signifikan. Sudah 18 dari 22 siswa yang aktif mengikuti pembelajaran baik daari aspek konsentrasi, memperhatikan, mengajukan pertanyaan maupun aktif terlibat dalam proses pemblajaran di kelas. 4 siswa akhirnya juga berani tampil di depan kelas, sehingga semua siswa berani tampil di depan kelas.
D.    PEMBAHASAN
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas V MI Al Iman Magelang. Upaya yang dilakukan  yaitu dengan menggunakan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif. Penggunaan media ini pada setiap siklus pembelajaran diharapkan dapat membawa perubahan pada proses pembelajaran IPS di kelas V MI Al Iman Magelang.
Setelah dilaksanakan penelitian pada tahapan Siklus I, penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif telah merangsang siswa untuk lebih aktif dan menyenangkan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagian siswa juga terlihat mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran terlihat pada saat siswa mengerjakan tugas dan menjawab serta bertanya kepada guru kaitannya dengan materi pelajaran yang mereka pelajari. Perubahan juga ditunjukkan pada kemampuan sosial siswa. Siswa terlihat sangat aktif ketika mereka kerjasama bersama kelompoknya, semua anggota kelompok  bekerja secara aktif dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas, meskipun pelaksanannya belum maksimal, masih ada beberapa siswa yang hanya bermain sendiri dan tidak mau bekerja sama. Penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif telah menciptakan suasana kelas yang rilek dan menyenangkan, ditunjukkan dengan meningkatnya sebagian siswa yang mau menjawab pertanyaan dan meningkatnya jumlah siswa yang berani menyampaikan pendapatnya.
Dari tabel data nilai siswa pada tahap pra tindakan dari 22 siswa diperoleh 59 % siswa memperoleh prestasi belajar tergolong kategori kurang baik, 23 % siswa tergolong kategori cukup baik, 18 % siswa tergolong kategori baik,sedangkan yang tergolong sangat baik belum ada.
Pada tahap siklus I (satu) diperoleh 9 % siswa, memperoleh prestasi belajar tergolong kategori sangat baik, berarti ada peningkatan sebesar 9 % dibandingkan dengan pre-Test, 23 % siswa tergolong baik, berarti ada peningkatan sebesar 5 % dibandingkan dengan pre-Test, 41 % tergolong kategori cukup baik, berarti ada peningkatan 17 % dibanding dengan hasil pre-Test, dan 27 % siswa tergolong kategori kurang baik, berarti ada penurunan sebesar 33 % dibandingkan dengan pre-Test. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada siklus I ini sebesar 73%.
Pada tahap siklus II dari 22 siswa diperoleh 18 % siswa, memperoleh prestasi belajar tergolong kategori sangat baik, berarti ada peningkatan sebesar 9 % dibandingkan dengan Test Siklus I, 41 % siswa tergolong baik, berarti ada peningkatan sebesar 18 % dibandingkan dengan Test Siklus I, 32 % tergolong kategori cukup baik, berarti ada peningkatan 9 % dibanding dengan hasil Test Siklus I, dan 9 % siswa tergolong kategori kurang baik, berarti ada penurunan sebesar 18 % dibandingkan dengan Test Siklus 1. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada siklus II ini sebesar 91 %.
Setelah dilaksanakan penelitian pada tahapan Siklus II, Penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif telah merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Semua siswa juga terlihat mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran terlihat pada saat siswa mengerjakan tugas dan menjawab serta bertanya kepada guru kaitannya dengan materi pelajaran yang mereka pelajari. Perubahan juga ditunjukkan pada kemampuan sosial siswa. Siswa terlihat sangat aktif ketika mereka kerjasama bersama kelompoknya, semua anggota kelompok  bekerja secara aktif dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif telah menciptakan suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mau menjawab pertanyaan dan meningkatnya jumlah siswa yang berani mengemukakan pendapatnya.
Setelah dilaksanakan penelitian mulai dari tahapan Pra Siklus, Siklus I, sampai pada Siklus II sebelum dan sesudah menggunakan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif sebagai solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS serta berdasarkan pemaparan data-data hasil penelitian diatas maka dapat diberikan penjelasan bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS dari kondisi awal  pada tahap pra tindakan dengan rata-rata hasil perhitungan tes 68.27 naik menjadi rata-rata 75.32 pada tahap siklus I dan naik menjadi rata-rata 81.14 pada tahap siklus II. Dari rata-rata tersebut dapat  diketahui terjadi peningkatan rata-rata 7.05% dari tahap pra tindakan ke siklus I dan peningkatan rata-rata 5.82% dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan juga terjadi pada observasi siklus II. Dalam observasi ini yang diamati adalah aktivitas siswa. Aktivitas siswa terdiri dari 2 , yaitu fisik dan mental. Aktifitas fisik adalah prestasi belajar siswa, sedangkan aktifitas mental adalah motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Terjadi peningkatan aktifitas fisik siswa pada siklus II dimana siswa lebih memperhatikan penjelasan dari guru, siswa lebih aktif mendengarkan guru, siswa lebih aktif dalam mencatat materi, mengerjakan tugas dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya dimana pada siklus I masih banyak yang bermain sendiri, siswa lebih aktif bertanya pada guru dimana pada siklus I masih banyak siswa yang takut dan malu untuk bertanya jawab dengan guru. Terjadi juga peningkatan pada aktifitas mental dimana anak menjadi lebih serius mengikuti proses pembelajaran dan tidak ramai sendiri, siswa dapat merasa lebih senang dalam mengikuti pelajaran yang berlangsung dan siswa menjadi lebih paham pada materi yang diajarkan.
Skor rata-rata keaktifan siswa yang dicapai dalam siklus I pertemuan 1 yaitu 6,93%. Skor rata-rata keaktifan siswa yang dicapai dalam siklus II yaitu 82,57%. Pada siklus II rata-rata keaktifan siswa sudah meningkat dan sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 80% dari seluruh siswa aktif dalam proses pembelajaran IPS, maka minat belajar IPS siswa melalui penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif dikatakan meningkat.
.  



BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa  penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Al Iman Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang.
Peningkatan prestasi belajar siswa kelas V di MI Al Iman Magelang dapat dilihat dari hasil tes awal pada tahap pra tindakan dengan rata-rata hasil perhitungan tes 62.87, setelah dilakukan tindakan pada siklus I hasil rata-rata naik menjadi 75,32 dan seteleh dilakukan tindakan pada siklus II hasil rata-rata naik menjadi 81,14. Dari rata-rata tersebut dapat  diketahui terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 9,13% dari tahap pra tindakan ke siklus I dan terjadi peningkatan sebesar 18,83% dari siklus I ke siklus II. Dapat disimpulkan penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi kemerdekaan pada siswa kelas V MI Al Iman Kota Magelang.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian   di atas, dapat  dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
  1. Dalam menyusun rencana pembelajaran, guru perlu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan Multimedia
  2. Penggunaan media dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan pemahaman konsep, meningkatkan keterampilan komunikasi, meningkatkan penguasaan materi, serta dapat meningkatkan kontribusi pribadi dan sosial.
  3. Guru harus lebih selektif dalam menggunakan media pembelajaran  relevan yang bisa memotivasi siswa untuk mengembangkan kegairahan belajar siswa sehingga hasil akhir belajar lebih optimal.
  4. Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan guru dalam memilih media pembelajaran yang dapat membangkitkan kemampuan siswa berpikir kritis dan kreatif dalam mengkaji masalah-masalah secara sistematis.   


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (1996), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara

Arikunto, Suharsimi, (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bina Aksara

Arsyad, Azhar, (2002), Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Badudu, JS, (2001), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Depdiknas. (2006). Standar Isi Kurikulum 2006. Jakarta
Depdiknas. (2006). Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta
Fajri, EM Zul dan Ratu Aprilia Senja.  2000.  Kamus Lengkap bahasa Indonesia.  Jakarta : DIFA Publisher Hamalik,Oemar, (2003), Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara

Nana Sudjana. (1995). Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosda Karya

Syaiful Bahri Jamarah, & Aswan Zain, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta

www. akhmadsudrajat.wordpress.com




LAMPIRAN 1
 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Satuan Pendidikan      : MI AL IMAN
Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester           : V / II
Alokasi Waktu            : 3 x pertemuan

Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar    : Menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
Indikator                    :
  1. Menyebutkan nama tokoh – tokoh dalam proklamasi kemerdekaan
  2. Menjelaskan peranan masing-masing tokoh proklamasi kemerdekaan
  3. Menyebutkan jasa masing-masing tokoh proklamasi kemerdekaan

Tujuan Pembelajaran          :
  1. Peserta Didik dapat menyebutkan nama tokoh – tokoh dalam proklamasi
  2. Peserta Didik dapat menjelaskan peranan para tokoh proklamasi kemerdekaan
  3. Peserta Didik dapat menyebutkan jasa para tokoh proklamasi kemerdekaan

Karakter yang diharapkan : Demokratis, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Peduli Sosial, Tanggung-jawab
Media dan Metode Pembelajaran   :
1. Model                : Model Pembelajaran Afektif Pengembangan Moral kognitif
2. Metode              : Ceramah. Tanya jawab, diskusi, penugasan
3. Media                : Media Permainan kartu soal


Kegiatan Pembelajaran       :
a.       Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1)      Guru memberi salam
2)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3)      Memberi motivasi kepada semua peserta didik
4)      Appersepsi:
Menyanyikan lagu 17 Agustus Tahun 1945
Menanyakan tentang tokoh-tokoh Pahlawan yang sudah diketahui oleh Peserta Didik.
a)      Kaitannya dengan lagu itu kegiatan apa yg sering dilakukan masyrkt
b.      Kegiatan Inti
1)     Guru membagi kelompok dan mengatur posisi duduk kelompok.
2)     Guru menjelaskan tentang tata cara penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif
3)     Peserta Didik menerima informasi tentang peristiwa sekitar proklamasi dari guru
4)     Secara individu siswa membaca artikel tentang peristiwa sekitar proklamasi
5)      Menghadapkan siswa pada suatu situasi mengandung dilemma moral atau pertentangan nilai antara yang berjuang menghadapi proklamasi dengan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan untuk melawan penjajah, dengan gambar dan kartu.
 
 
6)       Siswa diminta memilih suatu tindakan yang dilakukan oleh para tokoh tertentu mengandung nilai moral yang baik atau buruk yang dilakukan sehingga memperoleh pemahaman dengan menggunakan media kartu soal tentang peristiwa sekitar proklamasi. Adapun langkah-langkah permainannya adalah sebagai berikut:

5)      Siswa bermain dalam kelompoknya 4 orang
6)      Siswa meletakkan bidaknya dalam kotak start
7)      Siswa melempar dadu pada saat gilirannya
8)      Kartu Gambar yang sudah diambil diletakkan diluar
7)      Siswa diminta mendiskusikan menganalisis kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang dilakukan para tokoh perjuangan dan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan melawan penjajah untuk mendapat gambaran tentang jasa-jasa yang telah dilakukan. Adapun lembar kerja untuk diskusi (terlampir).
8)      Siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik untuk dapat menentukan cara menghargai dan contoh menghargai para pejuang proklamasi kemerdekaan.
9)      Siswa merangkum hasil diskusi dan tanya jawab kemudian presentasi, kelompok yang lain menanggapi 
10)  Guru memberikan penguatan dan penarikan kesimpulan oleh Peserta Didik
11)  Siswa menerapkan tindakan dalam segi lain seperti bersikap positif terhadap para tokoh dan jasanya dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan (berupa tugas individu)
c.       Kegiatan Akhir
1)     Siswa mengerjakan evaluasi sebagai pos test.
2)     Melakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini mereka belajar sesuatu (komponen refleksi sebagai langkah akhir dari pembelajaran)
3)     Penutup



Penilaian     :
1. Tehnik      : Test dan non test
2. Bentuk      : Lisan, tertulis, pengamatan dan performance
3. Aspek       : Kognitif, afektif dan psikomotor

Mengetahui                                                                 Magelang, 11 Maret 2015
Kepala Madrasah                                                        Guru Pengampu




Endang Ristuti Mudalifah, S.Pd.I                              Lilik Fatkhu Diniyah, S.Pd.I




LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Satuan Pendidikan      : MI AL IMAN
Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester           : V / II
Alokasi Waktu            : 3 x pertemuan

Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar    : Menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
Indikator                    :
  1. Menjelaskan cara menghargai jasa atau peranan para tokoh proklamasi   kemerdekaan
  2. Menjelaskan manfaat menghargai peranan atau jasa para tokoh proklamasi kemerdekaan
  3. Bersikap positif terhadap sifat atau perilaku para tokoh proklamasi kemerdekaan
Tujuan Pembelajaran          :
  1. Peserta Didik dapat menjelaskan cara menghargai jasa atau peranan para tokoh proklamasi   kemerdekaan
  2. Peserta Didik dapat menjelaskan manfaat menghargai peranan atau jasa para tokoh proklamasi kemerdekaan
3.      Peserta Didik dapat Bersikap positif terhadap sifat atau perilaku para tokoh proklamasi kemerdekaan
Karakter yang diharapkan : Demokratis, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Peduli Sosial, Tanggung-jawab
Media dan Model Pembelajaran     :
1. Model                : Model Pembelajaran Afektif Pengembangan Moral kognitif
2. Metode              : Ceramah. Tanya jawab, diskusi, penugasan
3. Media                : Media Permainan kartu soal

Kegiatan Pembelajaran       :
a.       Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1)      Guru memberi salam
2)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3)      Memberi motivasi kepada semua peserta didik
4)      Appersepsi:
Menyanyikan lagu Sorak-sorak bergembira
Menanyakan tentang jasa dan peranan  para tokoh Pahlawan yang telah dipelajari oleh Peserta Didik.
b.      Kegiatan Inti
1)    Guru membagi kelompok dan mengatur posisi duduk kelompok.
2)     Guru menjelaskan tentang tata cara penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif
3)     Peserta Didik menerima informasi tentang cara menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi serta manfaatnya  dari guru
4)     Secara individu siswa membaca artikel tentang cara menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi serta manfaatnya
5)      Menghadapkan siswa pada suatu situasi mengandung dilemma moral atau pertentangan nilai antara yang menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi dengan sebagian masyarakat yang tidak menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi, dengan gambar dan kartu.
 
     
6)       Siswa diminta memilih suatu tindakan yang dilakukan oleh para tokoh tertentu mengandung nilai moral yang baik atau buruk yang dilakukan sehingga memperoleh pemahaman dengan menggunakan media kartu soal tentang menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi. Adapun langkah-langkah permainannya adalah sebagai berikut:
a)      Siswa bermain dalam kelompoknya 4 orang
b)      Siswa meletakkan bidaknya dalam kotak start
c)      Siswa melempar dadu pada saat gilirannya
d)      Kartu Gambar yang sudah diambil diletakkan diluar


7)      Siswa diminta mendiskusikan menganalisis kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang dilakukan antara yang menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi dengan sebagian masyarakat yang tidak menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi untuk mendapat gambaran tentang cara menghargai peranan dan jasa para pejuang proklamasi kemerdekaan. Adapun lembar kerja untuk diskusi (terlampir).
8)      Siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik untuk dapat menentukan cara menghargai dan manfaat menghargai para pejuang proklamasi kemerdekaan.
9)      Siswa merangkum hasil diskusi dan tanya jawab kemudian presentasi, kelompok yang lain menanggapi 
10)  Guru memberikan penguatan dan penarikan kesimpulan oleh Peserta Didik
11)  Siswa menerapkan tindakan dalam segi lain seperti bersikap positif dalam menghargai peranan dan jasa para tokoh dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan (berupa tugas individu)
c.       Kegiatan Akhir
1)      Siswa mengerjakan evaluasi sebagai pos test.
2)     Melakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini mereka belajar sesuatu (komponen refleksi sebagai langkah akhir dari pembelajaran)
3)     Penutup
Penilaian     :
1. Tehnik      : Test dan non test
2. Bentuk      : Lisan, tertulis, pengamatan dan performance
3. Aspek       : Kognitif, afektif dan psikomotor

Mengetahui                                                                 Magelang, 25 Maret 2015
Kepala Madrasah                                                        Guru Pengampu




Endang Ristuti M, S.Pd.I                                           Lilik Fatkhu Diniyah, S.Pd.I




LAMPIRAN 3
Hasil Kondisi Awal dan Test Siklus Pertama
NO
NAMA
NILAI

Kondisi Awal
Tes Siklus I
Test Siklus II

1
AHMAD TABRANY THOHA
68
80
88

2
ALFIAN IHZA MAHENDRA
60
70
75

3
ANDI BUDIANTORO
80
88
93

4
ALFINA NUR CHUSNAYATI
85
93
100

5
ALFI NUR MUHAMAD
65
73
78

6
ANIK NUR AINI
63
65
70

7
ARINI FITRIANI
78
85
88

8
HELMI SYARIF
60
68
73

9
KIKI RIZKI WULANSARI
65
80
85

10
LANA KHILYATUL ATQIYA
83
90
95

11
MIFTAKHUL ARIF HANAFI
68
75
75

12
M. FAJAR SUBKHAN
58
63
68

13
M. FIKRI HAIKAL
70
78
85

14
MUHAMAD RIDWAN EDI .P
48
60
65

15
MUTIARA NOOR FAOKA
73
78
88

16
NURUL AZIZAH
60
68
70

17
RADZI DIVA RAMADHAN
68
75
80

18
RIFAI IBNU CHUNAIF
65
73
83

19
RIZKA KUSUMANINGRUM
65
70
80

20
RISQI ARDIANSYAH
55
63
75

21
ROHIMAH USWATUN CH
68
75
83

22
SAPHIRA ALESSANDRA LARASATI
80
85
90

Rata-rata
68.27
75.32
81.14

Nilai tertinggi
85
93
100

Nilai terendah
48
60
65





REKAP HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA
NO
NAMA
SIKLUS I
SIKLUS II
Indikator
Indikator
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
AHMAD TABRANY THOHA
-
2
ALFIAN IHZA MAHENDRA
-
-
-
-
3
ANDI BUDIANTORO
-
4
ALFINA NUR CHUSNAYATI
5
ALFI NUR MUHAMAD
-
-
-
-
6
ANIK NUR AINI
-
-
-
-
-
7
ARINI FITRIANI
-
8
HELMI SYARIF
-
-
-
-
-
-
9
KIKI RIZKI WULANSARI
-
-
10
LANA KHILYATUL ATQIYA
11
MIFTAKHUL ARIF HANAFI
-
-
-
12
M. FAJAR SUBKHAN
-
-
-
-
-
-
13
M. FIKRI HAIKAL
-
-
-
14
MUHAMAD RIDWAN EDI .P
-
-
-
-
-
-
15
MUTIARA NOOR FAOKA
-
16
NURUL AZIZAH
-
-
-
-
17
RADZI DIVA RAMADHAN
-
-
18
RIFAI IBNU CHUNAIF
-
-
19
RIZKA KUSUMANINGRUM
-
20
RISQI ARDIANSYAH
-
-
-
-
21
ROHIMAH USWATUN CH
-
-
-
22
SAPHIRA ALESSANDRA

Keterangan Indikator:
1.      Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan pembelajaran
2.      Perhatian siswa berpusat pada kegiatan pembelajaran
3.      Siswa aktif mengajukan pertanyaan
4.      Siswa memiliki Rasa ingin tahu dan keberanian yang tinggi dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran
5.      Siswa merasa senang jika dilibatkan atau diberi kesempatan oleh guru untuk menyampaikan gagasannya
Observer


LAMPIRAN 9
FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN